- Back to Home »
- Organization »
- Komunikasi dalam Organisasi
Posted by : utamibiran
Sabtu, 11 Januari 2014
Teori Organisasi Umum #5
Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penerimaan, penyampaian dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan atau lebih dengan tujuan dan maksud tertentu yang ingin disampaikan dan diterapkan.
2. Unsur-unsur komunikasi
Berikut adalah komponen-komponen atau unsur yang terdapat didalam komunikasi antara manusia dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain.
- Sumber, Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga.
- Pesan, Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka (face to face) atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.
- Media, Media adalah alat sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada masyarakat.
- Penerima, Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelempok, partai bahkan negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan.
- Pengaruh atau efek, Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan
Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan gerak gerik badan seperti tersenyum,menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu seperti yang sudah banyak dilakukan oleh banyak orang.
Dalam menyalurkan ide atau solusi harus ada si pengirim (sender) dan si penerima (receiver). Ide-ide yang diambil pun tidak sembarangan, tetapi ada penyaringan dan seleksi untuk diambil ide manakah yang terbaik untuk di ambil dan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan bersama,serta visi dan misi suatu organisasi.
berikut merupakan tahapan-tahapan cara menyalurkan ide melalui komunikasi dengan baik yaitu :
- Pikirkan IDE (gagasan) terbaik oleh sender.
- lakukanlah PERUMUSAN yaitu dalam perumusan ini ide si sender disampaikan oleh kata-kata.
- Kemudian PENYALURAN (transmitting) salurkan dan tuangkan ide terbaik anda didepan forum yaitu penyaluran ini bisa lisan, tertulis, simbol maupun isyarat, dll.
- Beri sedikit TINDAKAN yaitu tindakan ini sebagai contoh perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
- Beri PENGERTIAN dan jelaskan sejelas mungkin hingga kata-kata si sender dalam perumusan tadi dapat dijadikan ide oleh si penerima.
- PENERIMAAN yaitu ide atau informasi ini diterima oleh penangkap berita (receiver).
Melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada proses komunikasi yang sebenar-benarnya efektif, karena selalu terdapat hambatan. Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat berikut ini :
- Hambatan yang bersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan.
- Hambatan yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.
1.Gangguan (Noises), terdiri dari :A. Gangguan mekanik (mechanical/channel noise), yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
B. Gangguan semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan.
C. Gangguan personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya.
2. Kepentingan (Interest) Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.
3. Motivasi Motif atau daya dorong dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Pada umumnya motif seseorang berbeda-beda jenis maupun intensitas dengan yang lainnya, termasuk intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakin komunikasi sesuai motivasinya semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak komunikan.
4. Prasangka (Prejudice) Sikap seseorang terhadap sesuatu secara umum selalu terdapat dua alternatif like and dislike, atau pun simpati dan tidak simpati. Dalam sikap negatif (dislike juga tidak simpati) termasuk prasangka yang akan melahirkan curiga dan menentang komunikasi. Dalam prasangka emosi memaksa seseorang untuk menarik kesimpulan atas dasar stereotif (tanpa menggunakan pikiran rasional). Emosi sering membutakan pikiran dan pandangan terhadap fakta yang nyata, tidak akan berpikir secara objektif dan segala yang dilihat selalu akan dinilai negatif.
5. Evasi Komunikasi Evasion of communication adalah gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi. Menurut E. Cooper dan M. Johada yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi dalam buku “Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi” menyatakan beberapa jenis evasi :
- Menyesatkan pengertian (understanding derailed), contoh : Apabila seorang mahasiswa menyerukan pada teman-temannya untuk meningkatkan prestasi belajar dengan jalan rajin masuk kuliah, rajin membaca, dan menghormati dosen. Maka komunikasinya oleh mahasiswa lain mungkin akan diangggap sebagai usaha mencari muka.
- Mencacadkan pesan komunikasi (message made invalid), contoh : Apabila seorang siswa A tidak disenangi oleh siswa B, C, D, dan E. Ketika B melihat A sedang dinasehati guru BP, maka B mengatakan pada C bahwa A sedang dimarahi Guru BP. C mungkin mengatakan pada D bahwa A sedang dimaki-maki Guru BP. Dan D mengatakan pada E bahwa A diskor oleh Guru BP.
- Mengubah kerangka referensi (changing frame of reference), menunjukkan seseorang yang menggapi komunikasi dengan diukur oleh kerangka referensi sendiri, menurut seleranya sendiri tanpa memperhatikan kerangka referensi orang yang akan diberikan pesan tersebut.
Di bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :
1. Dari segi
sifatnya :
A. Komunikasi Lisan : komunikasi yang berlangsung lisan /
berbicara. Misalnya: presentasi.
B. Komunukasi Tertulis : komunikasi melalui tulisan.
Misalnya: email
C. Komunikasi Verbal : komunikasi yang
dibicarakan/diungkapkan. Misalnya : curhat
D. Komunikasi Non Verbal : komunikasi yang tidak
dibicarakan (tersirat). Misalnya: seseorang yang nerves (gemetar).
2. Dari segi arah :
A. Komunikasi Ke atas : komunikasi dari bawahan ke
atasan.
B. Komunikasi Ke bawah : komunikasi dari atasan ke
bawahan.
C. Komunikasi Horizontal : komunikasi ke sesama manusia /
setingkat.
D. Komunikasi Satu Arah : pemberitahuan gempa melalui
BMKG(tanpa ada timbal balik).
E. Komunikasi Dua Arah : berbicara dengan adanya timbal
balik/ saling berkomunikasi.
3. Menurut Lawannya :
A. Komunikasi Satu Lawan Satu : berbicara dengan lawan
bicara yang sama banyaknya. Misalnya : berbicara melalui telepon.
B. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok) : berbicara
antara satu orang dengan suatu kelompok. Misalnya : kelompok satpam
menginterogasi maling.