- Back to Home »
- Learning »
- RAGAM BAHASA INDONESIA
Posted by : utamibiran
Jumat, 21 November 2014
A.
Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa
menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara
(Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang
baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di
dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana
resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam
bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa
sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu
masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di
sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.
Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita
tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
B.
Macam-macam ragam Bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 3 jenis :
1. Ragam
Bahasa Indonesia Berdasarkan Media
· Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh
situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelepasan kalimat. Namun,
hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam
pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam
kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan
dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung
di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal
berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi
tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu
tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam
lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang
dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun
direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat
dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam
tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.
Ciri-ciri ragam
lisan:
a. Memerlukan orang kedua/teman bicara.
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu.
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal,
hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d. Berlangsung cepat.
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu.
f. Kesalahan dapat langsung dikoreksi.
g. Dapat
dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
Kelebihan ragam
bahasa lisan:
a.
Dapat disesuaikan dengan situasi.
b.
Faktor efisiensi.
c.
Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan
gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi,
mimik dan gerak-gerak pembicara.
d.
Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang
dibicarakannya.
e.
Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa
yang dituturkan oleh penutur.
f.
Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari
informasi audit, visual dan kognitif.
Kelemahan
ragam bahasa lisan :
a.
Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat
frase-frase sederhana.
b.
Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c.
Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
d.
Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
· Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis
makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian,
sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang
oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur
kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan
kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan,
struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa
di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam
tulis :
1. Tidak
memerlukan orang kedua/teman bicara.
2. Tidak
tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu.
3. Harus
memperhatikan unsur gramatikal.
4. Berlangsung
lambat.
5. Selalu
memakai alat bantu.
6. Kesalahan
tidak dapat langsung dikoreksi.
7.Tidak
dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Kelebihan ragam
bahasa tulis :
a.
Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi
yang menarik dan menyenangkan.
b.
Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c.
Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d.
Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau
mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
Kelemahan
ragam bahasa tulis :
a.
Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada
akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
b.
Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus
mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan
nilai jual.
c.
Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh
karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Contoh
ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis
No
|
Ragam
bahasa lisan
|
Ragam
bahasa tulis
|
1.
|
Papy
bilang saya harus segera pulang
|
Papy
mengatakan bahwa saya harus segera pulang
|
2.
|
Adik
lagi baca buku
|
Adik
sedang baca buku
|
3.
|
Saya
tinggal di Bandung
|
Saya
bertempat tinggal di Bandung
|
2.
Ragam Bahasa
Indonesia Berdasarkan Penutur
a.
Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat
menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh
orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang
digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing
memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
b.
Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh
kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan,
terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing,
misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang
tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin,
pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata
bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari.
Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang
seharusnya dipakai.
Contoh:
1)
Ira mau nulis surat seharusnya Ira mau menulis surat
2)
Saya akan ceritakan tentang Kancil seharusnya Saya akan menceritakan
tentang Kancil.
c.
Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh
setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap
pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai.
Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga
mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang
bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak
antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa
resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan
makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan.
3. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam
bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam
agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.
1. Ragam
bahasa ilmiah
Ciri-ciri
ragam ilmiah:
a.
Bahasa Indonesia ragam baku;
b.
Penggunaan kalimat efektif;
c.
Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;
d. Penggunaan
kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah
yang bermakna kias;
e. Menghindari
penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan;
f. Adanya
keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.
2. Ragam
hukum
Contoh
: Dia dihukum karena melakukan tindak pidana
3. Ragam
bisnis
Contoh
: Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon
4. Ragam
agama
5. Ragam
psikologi
Contoh
: Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif.
6. Ragam
kedokteran
Contoh
: Anak itu menderita penyakit kuorsior.
7. Ragam
sastra
Contoh
: Cerita itu menggunakan unsur flashback.
ragam agama kasih contoh dong kak, aku bingung hehe
BalasHapus